Lemak. Kandungan lemak dalam ASI adalah sekitar 35%. Lemak yang terkandung dalam ASI merupakan lemak tak jenuh. Asam lemak ini sangat mudah dicerna oleh bayi dibandingkan asam lemak jenuh. ASI juga mengandung asam lemak omega-3 (berupa AA) yang sangat dibutuhkan dalam perkembangan otak. Lemak membantu penyerapan vitamin A , D , E , dan K serta berperan pula sebagai sumber energi dan pembentuk dinding sel. Lemak banyak jenisnya, yaiti trigliserida , asam oleat , dan kolesterol. Omega-3 , omega-9 , dan asam lemak esensial merupakan asam oleat. |
Protein. Dalam hal ini, yang harus diperhatikan adalah kandungan asam amino dan mutu cernanya. Protein susu dapat dibagi dalam dua golongan yaitu kasein dan whey ( Laktalbumin ). ASI mengandung 0,7-0,9 g/dl whey dan 0,4-0,5 g/dl kasein. Komposisi ini sangat ideal dibandingkan dengan susu sapi yang mengandung sekitar 80% kasein. Padahal, kasein sangat mudah menggumpal di dalam lambung, sehingga akan sulit dicerna oleh enzim proteinase. |
Karbohidrat. Peranan karbohidrat terutama diperlukan untuk memenuhi kebutuhan energi. ASI mengandung laktosa sekitar 7%. Kadar laktosa yang tinggi akan berpengaruh pada pertumbuhan lactobacillus. Keberadaan lactobacillus dalam usus dapat mencegah terjadinya infeksi. Kadar laktosa yang tinggi juga dapat memperbaiki panahanan mineral – mineral yang dibutuhkan untuk pertumbuhan. |
Mineral. Kadar mineral dalam ASI sekitar 124,4 g/dl. Jika kadar mineral ini lebih tinggi maka akan terjadi beban osmolar. Akibatnya, bayi akan sering buang air kecil. Oleh karena ginjal pada bayi belum berfungsi sempurna, maka kadar mineral yang terlalu tinggi akan menyebabkan terganggunya keseimbangan air dalam tubuh. |
Vitamin. Vitamin dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah yang tidak terlalu besar. Akan tetapi, kebutuhan akan vitamin tidak dapat diabaikan. Kekurangan vitamin dapat mengganggu kesehatan dan menimbulkan penyakit tertentu. Namun, perlu disadari juga, pemberian vitamin dalam jumlah besar juga akan mengganggu kesehatan. Kebutuhan bayi akan vitamin dapat dipenuhi oleh ibu selama 4-6 bulan pertama jika asupan makanan ibu cukup seimbang |
- Faktor Bifidus: berfungsi mencegah perkembangan bakteri patogen (perusak), tetapi mendukung pertumbuhan bakteri menguntungkan.
- Laktoferin: Mengikat zat besi dalam ASI sehingga zat besi tidak digunakan oleh bakteri patogen.
- Laktoperoksidase: Membunuh bakteri patogen.
- Antistapilokokus: Menghambat pertumbuhan stapilokokus patogen.
- Sel Fagosit (makrofag, neutrofil, dan monosit): Memfagosit/Memakan bakteri patogen.
- Komplemen: Memicu fagositosis (pemakanan bakteri), mencerna (sel, bakteri, dan virus), dan memindahkan sisa-sisa bahan imunitas dari sistem kekebalan ke hati dan limpa.
- Limfosit: Mengeluarkan zat antibodi untuk meningkatkan imunitas.
- Lisosim dan Imunoglobulin A: Mencegah infeksi dan membunuh bakteri.
- Interferon: Menghambat pertumbuhan virus.
- Faktor Pertumbuhan Epidermis: Membantu pertumbuhan selaput usus bayi agar zat merugikan tidak masuk ke pembuluh darah.
- Glutathione peroxidase, alkaline phosphatase, dan xanthine oxidase: Membantu mencegah infeksi dan masuknya kuman penyakit.
- Nukleotida: Struktur pembentuk DNA, menguatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit.
- Polisakarida dan oligosakarida: Mencegah bakteri bersarang pada usus.
0 komentar:
Posting Komentar